Rabu, 25 Maret 2015

Psikoterapi & Konseling



Definisi Psikoterapi
Secara etimologis mempunyai arti sederhana yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari bahasa yunani berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaannya”.
Menurut watson & morse (1977), psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan  terapis, padamana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi deng mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakan.
Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress). Sedangkan Wolberg (1967), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan skimtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.

Tujuan Psikoterapi. 
Tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, menurut tokoh Corey (1991).
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah secara umum untuk menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah atau objektif untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.
Berbagai literatur lama yang dikemukakan oleh Supriyadi dkk ( 2005) menyebutkan bahwa konseling dan psikoterapi dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu berdasarkan (1) tujuan, (2) klien, konselor dan penyelenggaranya dan (3) metode. Menurut ivey, et al (1987) untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menenmukan sendiri arahnya secara wajar dan meenemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengekslorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan begi pertumbuhan dirinya yang unik.

Unsur-unsur Psikoterapi.
Dalam psikoterapi, unsur-unsur aktif dalam pekerjaan reparasi emosional ini meliputi hubungan baik dan rasa percaya antara klien dan terapis yang bergerak bersama dengan baik serta terbukanya aliran emosi yang lebih bebas antara klien dengan terapis.
Menurut Masserman ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencangkup unsur-unsur lazIm pada semua jenis psikoterapi.
a.       Peran social
b.      Hubungan (Persekutuan tarapeutik)
c.       Hak
d.      Retrospeksi
e.       Reduksi
f.       Rehabilitisi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g.      Resosialisasi
h.      Rekapitulasi
Unsur-unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental, dan kebutuhan pasien.

Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling
Istilah “psikoterapi” mengandung    arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis, yaitu suatu rentangan waawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya.
            Perbedaan antara konseling dan psikoterapi dan segi fokus konserennya dan dasar atau landasan kegiatannya. “Psikoterapi” fokus konserennya melalui penyembuhan -penyeseuaian-pengobatan, Dasar landasannya pskopatologi. “koseling” fokus konserennya pengebangan-pendidikan-pencegahan, dasar landasannya filsafat
Di Amerika dan di Eropa, profesi konselor tidak bisa dipisahkan dari dunia terapi. Richard Nelson (2011) menuliskan; upaya untuk memisahkan konseling dan terapi tidak pernah berhasil sepenuhnya. Konseling dan psikoterapi  merepresentasikan kegiatan yang berbeda, namun keduanya menggunakan model model teoritik yang sama. Konselor dan psikoterapis di Inggris menyatu dalam asosiasi yang sama, karena mereka tidak bisa memisahkan perbedaan mendasar antara mereka. Maka mereka menyatu dalam British Association for Counseling and Psychoterapy. Demikian pula halnya di Australia, konselor dengan psikoterapis bersatu dalam wadah yang satu yang disebut Psychotherapy & Counseling Federation of Australia.
Salah satu ahli yang berupaya membedakan antara konseling dengan psikoterapi adalah Raymond J. Corsini, dalam bukunya Current PsyChoTherapies (1989) ia mencoba membedakan konseling dan psiko terapi hanya dari kuantitas kegiatannya bukan pada kualitas pekerjaanya.

Psikoterapi melakukan berbagai pendekatan terhadap mental illness.
Berikut berbagai macam pendekatan psikoterapi terhadap mental illness menurut J.P. Chaplin , diantaranya:
1.       Biological meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2.       Psychological meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
3.       Sosiological meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
4.       Philosophic kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan. 
Bentuk-bentuk utama dari Terapi.
Berdasarkan tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu :

1. Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
a.       Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
b.      Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
c.       Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.

2. Penyembuhan Redukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain
a.       Penyembuhan sikap (attitude therapy)
b.      Wawancara (interview psychtherapy)
c.       Penyembuhan terarah (directive therapy)
d.      Psikodrama, dll
3. Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
a.       Psikoanalisis
b.      Pendekatan transaksional (transactional therapy)
c.       Penyembuhan analitik berkelompok

Sumber :
Corey, Gerald. (2009). Teori Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Refika Aditama.
Corsini, R.J. & Wedding, D. (2011). Current Psychotherapies. Ed. 9. Belmont : Brooks/Cole.
Maulany, R.F (1997). Buku Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Singgih, Gunarsa. (2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Supriyadi T, Indrawati E. (2005). Psikologi Konseling.  Semarang : Antari Cipta Sejati.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar