1. PENGORGANISASIAN FUNGSI MANAJEMEN
A. Definisi pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu bentuk proses kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam system manajemen. Penggunaaan yang teratur tersebut menekan pada pencapaian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetpi tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan di gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Arti penting pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi system manajemen karena ia adalah mekanisme utama dengan nama wirausahawan mengaktifkan rencana-rencana. Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan antara sumber daya -sumber daya organisasional dengan menunjukan sumber daya – sumber daya mana yang akan di gunakan untuk aktifitas tertentu, kapan , dimana dan bagaimana sumber daya tersebut di gunakan.
Berikut proses pengorganisasian
Lima langkah utama proses pengorganisasian adalah :
1. Tercermin dalam rencana – rencana dan tujuan – tujuan
2. Menetapkan tugas – tugas pokok
3. Membagi tugas tugas pokok ke dalam subtugas subtugas
4. Alokasi sumber daya – sumber daya dan pengarah bagi subtugas – subtugas dan,
5. Mengevaluasi hasil dari strategi pengorgnaisasian yang di implementasikan
B. Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen
Salah satu fungsi manajemen adalah mengetahui pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting karena dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi,baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu tujuan.pentingnya pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau orang-orang yang menjalankan manajemendalam setiap organisasi
Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen,akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut,agar secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sumber :
-Modul Pengorganisasian sebagai Salah Satu Fungsi Manajemen oleh Drs.Rusli Ramli, M.S
dan Drs. Adi Warsidi
-http://splashurl.com/luxxhqs
2. ACTUATING DALAM MANAJEMEN
A. Definisi actuating
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
B. Pentingnya actuating
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau mendesak,
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
C. Prinsip actuating
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Pekerjaan seorang manajer tidak terlepas dari organisasi. Secara umum organisasi diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih orang yang bekerja sama secara terkoordinasi dan terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi diperlukan untuk pencapaian tujuan bersama secara efektif dan efisien. Manajer melakukan proses manajemen, mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mengolah input guna mencapai tujuan organisasi.
Proses manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Meskipun secara. teoritis proses manajemen menunjukkan hubungan yang logis, dalam praktek, proses manajemen yang dilakukan tidak selalu urut, dan seringkali dikerjakan secara simultan.
Sumber :
http://splashurl.com/l2zk2wr
http://splashurl.com/k846l5q
3. MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
A. Definisi controlling
Pengendalian (kontrol) adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan. Mengendalikan merupakan fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa tujuan organisasi telah tercapai dengan cara yang baik.
Menurut konsep modern kontrol adalah tindakan meramalkan sedangkan konsep awal pengendalian hanya digunakan ketika kesalahan terdeteksi. Kontrol dalam manajemen berarti menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil tindakan korektif.
Pada tahun 1916, Henri Fayol merumuskan salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan manajemen :
Pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Adalah penting untuk mengetahui kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.
Menurut EFL Breach :
Pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini terhadap standar yang telah ditentukan yang terkandung dalam rencana, dengan maksud untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.
B. Control sebagai proses manajemen
Kendali, sering juga disebut Pengawasan, Controlling atau, sering juga disebut pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
C. Tipe- tipe controlling
Ada tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu :
1. Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
2. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Sumber :
http://splashurl.com/moedwkt
Richard Arvid Johnson (1976). Management, systems, and society : an introduction. Pacific Palisades, Calif.: Goodyear Pub. Co. pp. 148–142. Dari:http://splashurl.com/klrtsja , 24 November 2013
4. MOTIVASI
a. Definisi motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau bahasa inggrisnya to move. Motif di artikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri orgnaisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan factor-faktor lain, baik factor eksternal (misalnya ingin belajar dengan baik agar mendapatkan lapangan pekerjaan yang baik), maupun factor internal (lapar ingin makan, haus ingin minum). Hal hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong prilaku kea rah tujuan. Motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
b. Teori motivasi
Dalam pembicaraan tentang siklus motivasi sudah di amati bahwa driving state itu timbul karena ada stimulus eksternal, internal, atau keeduanya. Misalnya motivasi untuk mendapatkan makanan muncul karena factor internal (kebutuhan fisiologis), motivasi untuk mendapatkan pengakuan sifatnya eksternal (sosial). Namun motivasi untuk mendapatkan makanan bisa juga timbul karena factor internal (lapar), bisa juga eksternal (makanan yang enak).
Berdasarkan tiga stimulus ini timbul berbagai teori tentang motivasi yaitu :
1. Teori dorongan mengatakan bahwa prilaku di dorong kearah tujuan oleh kondisi yang mendesak (driving stale) dalam diri orang atau binatang
2. Teori insentif memberi tekanan pada prilaku yang dimotivasi oleh insentif
3. Teori proses terbalik berbicara tentang motivasi untuk mendapatkan kenikmatan mengatasi tantangan
4. Teori level optimal berbicara tentang motivasi yang timbul untuk mengejar level optimal
5. Teori Kebutuhan Hirarki kebutuhan Maslow mengikuti teori jamak yaitu seseorang berperilaku atau bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan manusia berjenjang.
Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan, sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas, dan sebagainya.
b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan teman, interaksi, dicintai, dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan diri dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
e. Aktualisasi diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa
c. Motivasi kerja
Motivasi kerja berasal deari kata dalam bahasa lain yaitu “movere” yang berarti berpindah atau to move. Robbins (2006) mengatakanbahwa motivasi dikatakan sebagai suatu proses yang ikuit menentukan intensitas, arah, dan kekuatan individu dalam usaha mencapai sasaran. Motivasi kerja di definisikan sebagai suatu kondisi yang mempengaruhi dorongan, arahan, dan pemeliharaan tingkah laku yang relavan dalam situasin pekerjaan.
Sumber : Basuki, Heru. (2008).Psikologi Umum.Jakarta : Gunadarma
6. KEPUASAN KERJA
a. Definisi kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan yang positif terhadap pekerjaannya. Individu mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi apabila individu memilikisikap dan perasaan yang positif terhadap pekerjaannya sebaliknya individu yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya memiliki sikap dan perasaan yang negative terhadap pekerjaannya (Levy, 2003).
b. Dimensi kepuasan kerja
Kepuasan kerja dapat diungkap dengan Job Description Index (JDI). JDI mengukur kepuasan kerja melalui 5 demensi, yaitu:
1. kepuasan dengan tipe pekerjaan
2. puas dengan gaji
3. puas dengan promosi
4. puas dengan supervisor
5. puas dengan teman sekerja (Schultz & Schultz, 1994).
c. Faktor-faktor kepuasan kerja
Menurut Greenberg & Baron (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain, system gaji,kualitas dari supervisi, desentralisasi kekuasaan, tingkat kerja dan dorongan kerja, kondisi kerja yang menyenangkan, variabel kepribadian, status dan senioritas, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kepuasan hidup. Sedangkan Robbins (1996) menjelaskan fakor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya, tantangan kerja, kondisi kerja yang mendukung, sistem kerja yang adil, dan rekan kerja yang mendukung.
6. CONTOH KASUS MOTIVASI KERJA
“Seorang anak baru gede (ABG) di Pematang Siantar, BS (17), mencuri buah cokelat milik warga untuk memberi makan enam adiknya. Aksi pencurian cokelat itu diketahui pemiliknya. Akibatnya, BS digelandang ke kantor Polsek Siantar Utara, Pematang Siantar, Sumatera Utara.
“Aku mencuri cokelat buat beli nasi. Enam adikku belum makan. Mamak lama pulang, makanya mau kujual cokelat itu untuk beli nasi bungkus dan roti," kata BS kepada petugas Polsek Siantar Utara.”, Merupakan kutipan arikel yang diambil dari http://splashurl.com/mannp7c
Analisisnya di ambil dari teori kebutuhan. Dalam kasus terlihat bahwa kebutuhan dasar fisiologis adalah penyebab utama mengapa anak tersebut mencuri. Karena kelaparan maka ia nekat mencuri cokelat untuk memenuhi rasa laparnya tersebut.
Sumber : Robbins, P.Stephen. 1996. Perilaku Organisasi; Konsep, kontroversi, aplikasi. Jilid 1. Jakarta. PT. Prenhallindo.
Greenberg, J & Baron, R.A. 1995. Behaviour In Organization Understanding and Managing The Human Side Of Work. 5th ed. Englewood Cliffts, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.